Teks Rekon



Pengalaman
Liburan ke Batang

            Jumat lalu ketika libur kuliah, aku dan sahabatku berkunjung ke rumah Ika, teman sekamarku. Ia berasal dari Kabupaten Batang. Batang adalah kota yang terkenal dengan kulinernya yaitu nasi megono, tak lupa kita juga menjelajahi wisata yang ada di sana.
            Sore itu, aku dan temanku pergi kesana dengan mengendarai sepeda motor, kami terjebak macet beberapa saat ketika sampai di Mangkang. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya, sebagai warga negara yang baik kamipun mentaati peraturan lalu lintas dengan menggunakan berbagai pernak-pernik perlengkapan perjalanan. Di tengah perjalanan kami disuguhi pemandangan yang sangat elok, terlihat hamparan gunung yang mengelilingi perjalanan kita ketika sampai di Kabupaten Weleri. Kami terus melanjutkan perjalanan dan tibalah kita di daerah Alasroban yang konon katanya sakral dan angker. Kami memandangi setiap pepohonan yang berada di kanan kiri jalan.
            Beberapa menit kemudian tibalah kami di rumah Ika, kami disambut baik oleh keluarganya. Setelah selesai sholat maghrib, kami diajak pergi ke taman sembari mengisi perut kami dengan jajanan khas Batang. Waktu menunjukan pukul 10, kami berempat (Ika dan adiknya lalu aku dan temanku) memutuskan untuk pulang ke rumah karena merasa kantuk. Setibanya di rumah kamipun langsung tertidur pulas.
            Pagi harinya, sekitar pukul 07.00 WIB kami dihidangkan sarapan dengan menu seafood oleh ibunda Ika, kami merasa tak enak hati sebab telah merepotkan keluarga Ika. Setelah sarapan, kami diajak berkunjung ke kebun teh tepatnya di desa Pagilaran yang letaknya sekitar 40 menit dari kediaman Ika, disepanjang perjalanan tak hentinya aku mengucapkan “Subhanallah” karena melihat bukit ciptaaan Tuhan yang begitu indah dipenuhi dengan hamparan daun teh yang menyelimuti bukit dan kami disuguhi juga udara yang sejuk, cantik sekali.
            Ketika sampai di sana kita hanya dikenai uang masuk Rp 7.500 ,- sudah termasuk asuransi untuk menikmati kebun teh dan beberapa wahana lain seperti outbond, air terjun dan lain-lain. Setelah berjalan beberapa meter ke bukit, tak lupa kami mengabadikan momen tersebut dengan berfoto di sekitar kebun teh. Setelah puas menikmati sejuknya suasana pegunungan, kamipun pulang. Namun, kami tak lantas pualng. Ika mengajakku ke tempat terapi ikan. Di tempat terapi ikan, kami merendam kaki beberapa jam di dalam kolam yang berisi ribuan ikan. Aku tak bisa menceritakan seperti apa rasanya di gigit ribuan ikan. Temanku bilang seperti ini “Sumpah ini rasanya kaya kesetrum dan gelinya sampai ke ubun-ubun” memang seperti itu rasanya.
            Setelah selesai bermain-main dengan ribuan ikan. Nampaknya Ika belum merasa lelah, ia mengajak kami ke pantai yang letaknya di Pekalongan sekitar 30 menit dari tempat kami berada saat itu. Temanku terus memacu kendaraannya agar cepat sampai ke tujuan. Setelah sampai, kita disuguhi debur ombak dan tawa anak kecil yang bermain pasir di pinggiran pantai, kami hanya sebentar di sana, sebab kami semua sudah merasa lelah dan kamipun memutuskan pulang.

Comments

Popular posts from this blog

Teks Prosedur Cara Membuat Telur Asin

Makalah "Peran Guru Bidang Studi dalam Mengurangi Perilaku Siswa Tidur di Kelas"