Peran Guru Mapel Terkait dengan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan mempunyai
peran dan tanggungjawab sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Masing-masing peran
harus berjalan secara sinergis dan saling melengkapi sehingga membentuk suatu sistem
yang harmonis. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling sangat diperlukan sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung dengan
baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada perkembangannya, tugas seorang
guru kini semakin terlihat semakin kompleks. Guru yang hanya bisa menyampaikan
materi pelajaran kepada murid-murinya hanya akan menjadi seorang guru yang
terlalu kaku terhadap murid-muridnya, apalagi jika ditambah dengan tanpa adanya
bimbingan terhadap murid-muridnya yang akan membuat hubungan guru-murid semakin
kaku. Ini terasa cukup untuk menggambarkan, bahwa tugas guru bukanlah hanya
untuk menyampaikan segudang materi dengan teori-teori konsep yang begitu rumit,
tetapi seorang guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan
bimbingan serta konseling kepada para peserta didiknya untuk menyelesaikan
persoalan yang dihadapi oleh para murid sehingga pembelajaran yang diberikan
tidak hanya terpancang pada materi pelajaran yang diberikan tetapi kini
ditambah dengan bimbingan yang akan semakin membantu siswa dalam mengatasi
persoalan baik dalam masalah pembelajaran materi maupun di luar pembelajaran
sekolah.
Melihat begitu kompleksnya tugas seorang guru serta begitu
pentingnya bimbingan dan konseling bagi siswa-siswi di sekolah, maka saya
bermaksud untuk memaparkan sebuah laporan yang akan membahas lebih jauh tentang
peranan guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana peranan guru mata
pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling di MTS Ma’arif Nu 7
Brebes ?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan dari pembahasan laporan observasi adalah
mengetahui peranan guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling di MTS Ma’arif Nu 7
Brebes.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Bimbingan
Frank Parson (1951) mengartikan bimbingan yaitu berupa
bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan
memangku suatu jabatan, serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.
Chiskolm berpendapat bahwa bimbingan ialah membantu
individu uuntuk lebih mengenal informasi tentang dirinya sendiri.
Bernard & Fullmer (1969) mengemukakan bahwa
bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan realisisasi
pribadi setiap individu.
Mathewson (1969) mengartikan bimbingan sebagai
pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik.
Prayitno dan Erman Amti (2004) mengungkapkan bahwa
bimbingan merupakan proses pemberian bantuan oleh orang yang ahli kepada
beberapa orang atau individu, baik anak anak, remaja, maupun dewasa.
menyimpulkan pendapat para ahli tersebut
dengan pengertian yang lebih luas, maka kurang lebih kesimpulannya adalah bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu
atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk memahami dan
mengatasi permalahan yang dialami oleh individu atau seseorang tersebut, dengan
cara terus menerus dan sitematis.
2.2
Konseling
Menurut Prayitno dan Erman Amti(2004) konseling
merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara
pada teratsinya masalah yang dihadapi oleh individu tersebut.
Winkel (2005) berpendapat bahwa konseling merupakan
serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli
secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab
sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian konseling merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
konselor yang dilakukan secara khusus dengan cara tatap tatap muka dengan
konseli guna mengatasi masalah yang dihadapi konseli. Setelah menguraikan beberapa definisi tentang
bimbingan dan konseleing, maka sekarang kita bisa menyimpulkan definisi
Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu Serangkaian kegiatan berupa bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli kepada konseli dengan cara tatap muka, baik secara
individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk
mengatasi permalahan yang dialami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan
sitematis.
2.3 Guru
Mata Pelajaran
Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung
jawab memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan
konseling. Di sekolah salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Dalam kesempatan
mengajar siswa, guru mengenal tingkah laku, sifat-sifat, kelebihan dan
kelemahan tiap-tiap siswa. Dengan demikian, disamping bertugas sebagai
pengajar, guru juga dapat bertugas dan berperan dalam bimbingan antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru, maupun guru dengan orang tua.
Prayitno (2003)
memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru dalam bimbingan dan
konseling adalah
:
a) Membantu memasyarakatkan
pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
b) Mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang
siswa-siswa tersebut.
c) Membantu mengembangkan suasana
kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan
pelayanan pembimbingan dan konseling.
d) Memberikan kesempatan dan
kemudahan kepada siswa yang memerlukan kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti kegiatan yang dimaksudkan itu.
e) Menangani masalah siswa.
f) Mengumpulan informasi yang
diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya
tindak lanjutnya.
2.3 Peran Guru
Apabila dirinci ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran ketika ia diminta
mengambil bagian dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
a.
Guru
sebagai informator
Seorang
guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informator, terutama
berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam
memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui
peranan ini, guru dapat menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan
dan konseling, tujuan, fungsi, dan manfaatnya bagi siswa.
b.
Guru
sebagai fasilitator
Guru
dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan
pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif.
Dibandingkan konselor, guru lebih memahami tentang keterampilan belajar yang
perlu dikuasai siswa pada mata pelajaran yang diajarnya. Maka, pada saat siswa
mengalami kesulitan belajar, guru dapat merancang program perbaikan (remedial
teaching) dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan yang dialami dan
penyesuaian dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya, bagi siswa yang pandai guru
dapat memprogramkan tindak lanjut berupa kegiatan pengayaan (enrichment).
c.
Guru
sebagai mediator
Dalam
kedudukannya yang strategis, yakni berhadapan langsung dengan siswa, guru dapat
berperan sebagai mediator antara siswa dan konselor. Hal itu tampak misalnya
saat seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang
memerlukan bimbingan dan konseling kepada konselor sekolah.
d.
Guru
sebagai motivator
Dalam
peranan ini, guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswadalam
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sekaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, misalnya pada saat
siswa seharusnya mengikuti pelajaran di kelas. Tanpa kerelaan guru dalam
memberi kesempatan kepada siswa menerima layanan, layanan konseling perorangan
akan sulit terlaksana mengingat terbatasnya jam khusus bimbingan dan
konseling pada sekolah-sekolah kita.
e.
Guru
Sebagai Kolaborator
Sebagai
mitra seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik di sekolah, guru dapat
berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah, misalnya dalam penyelenggaraan
berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran, atau dalam
pelaksanaan kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan
kegiatan lainnya yang relevan.
BAB III
PERSIAPAN DAN PROSES
SURVEI
3.1
Persiapan
Sebelum melaksanakan kegiatan
wawancara, saya menyiapkan segala keperluan yang berkaitan dengan materi yang
akan saya bahas dengan narasumber. Ada beberapa data seperti surat tanda sudah
melaksanakan observasi, lembar untuk profil sekolah, alat dokumentasi dan alat
tulis yang saya gunakan untuk mencatat. Ketika akan melakukan kegiatan
wawancara, pertama saya meminta izin untuk melakukan wawancara kepada guru mata
pelajaran, awalnya guru mata pelajaran merasa bingung. Sebab materi yang saya
tanyakan berhubungan dengan bimbingan dan konseling, namun setelah saya
jelaskan mereka mengerti dan mau berbagi mengenai pengalaman beliau selama
mengajar di sekolah yang beliau ampu. Ada beberapa masalah yang dibicaran,
misalnya mengenai siswa membolos, pacaran, ke kantin saat jam pelajaran,
terlambat masuk kelas dan berbagai masalah yang sering dijumpai di
sekolah-sekolah pada umumnya.
3.2
Proses Survei
Saya
mengajukan beberapa pertanyaan yang segera dijawab dengan mantap dan tertawa.
Saya sudah menebak akan mendapat jawaban yang sesuai sebab narasumber sudah
berpengalaman, selain menjadi guru mata pelajara, narasumber juga menjabat
sebagai wali kelas VII di MTS Ma’arif Nu 7 Sawojajar. Narasumber sering sekali
mendapati siswa yang bermasalah, beliau juga sering berkunjung ke tempat
tinggal siswa secara langsung didampingi dengan guru BK untuk meminta
keterangan secara langsung dari orang tua siswa yang bersangkutan. Adapun
daftar pertanyaan yang saya ajukan dalam kegiatan wawancara tersebut antara
lain :
1. Dalam
suatu sekolah perlu tidak diadakan program BK?
2. Sejauh
mana peran guru mata pelajaran dalam program BK?
3. Apasaja
masalah-masalah yang sering terjadi di Mts Ma”arif?
4. Apakah
guru mata pelajaran di sekolah ini juga dilibatkan dalam pengentasan masalah
tersebut?
5. Masalah
anak berbeda-beda, ada yang memiliki daya tangkap rendah ada pula siswa yang
cerdas. Bagaimana tindakan guru mata pelajaran jika menemui siswa yang seperti
demikian?
6. Apa
guru mata pelajaran memberi kesempatan jika siswanya membutuhkan layanan BK?
7. Apakah
guru mata pelajaran saling berkomunikasi dengan guru BK?
8. Bagaimana
jika guru mata pelajaran tidak berkomunikasi dengan guru BK?
9. Bagaimana
bentuk hubungan antara guru mata pelajaran dengan guru BK?
10. Apakah
pernah ada alihtangan kasus antara guru BK dengan pihak-pihak tertentu berkait
dengan masalah yang memiliki tingkat serius, misalnya masalah narkoba,
pencurian, apakah di alihtangankan kepada polisi atau bagaimana?
11. Apakah
keuntungan yang didapat dari bimbingan dan konseling di sekolah ini?
12. Apakah
semua guru mata pelajaran di MTS Ma’arif Nu 7 melaksanakan perannya sebagai
partner guru bimbingan dan konseling?
BAB
IV
PEMBAHASAN
HASIL SURVEI
4.1 Profil Sekolah
Nama
Sekolah : MTS Ma’arif Nu 7 Sawojajar
Alamat
Sekolah : Jl. Pemuda Sawojajar, Ke.
Wanasari Kab. Brebes 52252
4.2 Hasil
Wawancara
Pertanyaan : Menurut Ibu dalam suatu sekolah
perlu tidak diadakan program BK?
Jawaban :
Ya perlu, demi
terlaksananya program pengentasan masalah di sekolah.
Pertanyaan : Sejauh mana peran guru mata
pelajaran dalam program BK?
Jawaban :
Mengarahkan siswa,
mengumpulkan data siswa, dan mendampingi siswa yang memiliki masalah dengan
kebutuhan fisik maupun sosialnya, membantu BK mendata siswa yang sering
melanggar tata terbit sekolah.
Pertanyaan : Apasaja masalah-masalah yang sering
terjadi di Mts Ma”arif?
Jawaban :
Banyak, terutama
berkaitan dengan kedisiplinan siswa mulai dari
telat, berangkat dari rumah tapi ntidak sampai di sekolah, lalu merokok
di kantin atau di luar sekolah, kemudian membolos saat pelajaran tertentu bukan
tidak masuk sekolah tapi seringkali berada, pacaran yang seringkali mengganggu
kosentrasi belajar siswa, berbicara sendiri di kelas, mengantuk saat
diterangkan dan lain-lain.
Pertanyaan : Tindakan apa yang akan anda lakukan
jika saat jam pelajaran sudah dimulai siswa datang terlembat?
Jawaban :
Beberapa kasus yang
sering terjadi berkaitan dengan keterlambatan maka biasanya ada sanksi sendiri
untuk memberi efek jeran misalnya di suruh beridiri di depan kelas atau disuruh
menulis “Aku tidak akan terlambat lagi” beberapa atau sekian ratus kali. Kadang
juga diberi tempo, biasanya kalau terlambat lebih dari 30 menit maka dianggao
tidak hadir.
Pertanyaan : Apa yang anda lakukan ketika
menghadapi siswa yang jarang sekali hadir?
Jawaban :
Kalau membolos masih
dalam batas wajar hanya diberi pengarah, tapi kalau sudah melebihi 3 kali tidak
hadir maka wali kelas berkonsultasi dengan guru BK untuk mengadakan kunjungan
ke rumah orangtua yang bersangkutan.
Pertanyaan : Apa yang anda lakukan jika ada siswa
yang berbicara sendiri atau tertidur di kelas?
Jawaban :
Biasanya saya menunjuk
siswa yang bersangkutan untuk maju dan menjelaskan materi yang sedang
dipelajari.
Pertanyaan : Apakah guru mata pelajaran di
sekolah ini juga dilibatkan dalam pengentasan masalah yang dialami siswa?
Jawaban :
Ya, kadang guru BK
meminta guru mapel atau wali kelas untuk bekerja sama meminta keterangan atau
mendatangi wali murid secara pribadi.
Pertanyaan : Masalah anak berbeda-beda, ada yang
memiliki daya tangkap rendah ada pula siswa yang cerdas. Bagaimana tindakan
guru mata pelajaran jika menemui siswa yang seperti demikian?
Jawaban :
Kita mengadakan
pengayaan dan remedial untuk mereka yang tidak mampu, sebenarnya bukan karena
ketidakmampuan sih tapi anak itu malas untuk belajar sehingga daya tangkapnya
rendah. Jadi lebih sering menggunakan pengulangan, remidial. Ada remedial
klasikal yaitu jika satu kelas tidak paham maka materi yang sudah dipelajari
diulang dari awal, tapi kalau presentase
daya tangkap anak lebih sedikit kami menggunakan latihan untuk mereka yang
tidak paham.
Pertanyaan : Apa guru mata pelajaran memberi
kesempatan jika siswanya membutuhkan layanan BK?
Jawaban :
Tentu.
Pertanyaan : Apakah guru mata pelajaran saling
berkomunikasi dengan guru BK?
Jawaban :
Ya pasti ada, karena
kerja sama antara guru mata pelajaran dan guru BK sangat diperlukan.
Pertanyaan : Bagaimana jika guru mata pelajaran
tidak berkomunikasi dengan guru BK?
Jawab :
Program BK di sekolah tidak
akan berjalan jika guru mata pelajaran tidak peduli.
Pertanyaan : Bagaimana bentuk hubungan antara
guru mata pelajaran dengan guru BK?
Jawaban :
Misalnya pada saat
siswa berkelahi, maka guru mapel dapat melaporkan tindakan tersebut ke guru BK,
untuk dimusyawarahkan dan diberi solusi yang tepat. Selain itu ketika ada
kunjungan ke rumah wali murid, pengumpulan data dan kegiatan lain yang
berhubungan denga guru BK.
Pertanyaan : Apakah pernah ada alih tangan kasus
antara guru BK dengan pihak-pihak tertentu berkait dengan masalah yang memiliki
tingkat serius, misalnya masalah narkoba, pencurian, apakah di alihtangankan
kepada polisi atau bagaimana?
Jawaban :
Tidak. Sejauh ini masih
terkait dengan masalah kedisiplinan, itu saja.
Pertanyaan : Apakah keuntungan yang didapat dari
bimbingan dan konseling di sekolah ini?
Jawaban :
Mengalihtangankan
siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru BK, memberi
kemudahan siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling serta membantu
pengumpulan informasi yang diperlukan.
Pertanyaan : Apakah semua guru mata pelajaran di
MTS Ma’arif Nu 7 melaksanakan perannya sebagai partner guru bimbingan dan konseling?
Jawaban :
Ya, saling bertukar
informasi mengenai data siswa.
Guru mata pelajaran merupakan salah satu personel sekolah yang
mempunyai peranan penting dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran
siswa. Akan tetapi, bukan berarti guru sama sekali lepas dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran
tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling,
guru mata pelajaran memiliki peranan sebagai informatory yaitu berkaitan dengan tugasnya membantu
guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan bimbingan dan
konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui peranan ini, guru dapat
menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan dan konseling, tujuan,
fungsi, dan manfaatnya bagi siswa, peran guru
sebagai fasilitator yaitu ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik itu
yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan konselor, guru lebih
memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata
pelajaran yang diajarnya, peran guru sebagai mediator
yaitu saat
seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang
memerlukan bimbingan dan konseling kepada konselor sekolah,
peran guru sebagai motivator guru dapat berperan sebagai pemberi
motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling,
dan peran guru sebagai kolaborator yaitu dalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan
pembelajaran, atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung. Meskipun
setiap guru ada perbedaan pada cara
memberikan pelayanan, tetapi mereka memiliki satu tujuan yang sama, yaitu
membentuk pribadi siswa yang lebih baik dan berkualitas.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling di MTS Ma’arif Nu 7 Sawojajar Brebes sudah sesuai dengan peran, tugas
dan tanggungjawab yang dimiliki oleh setiap guru mata pelajaran terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Peran guru mata pelajaran dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling yang harus dilaksanakan demi berjalannya
kegiatan bimbingan dan konseling yaitu guru sebagai informator, fasilitator,
mediator, motivator, dan kolaborator.
5.2 Saran
Diharapkan
dari penulis adalah seluruh guru mata pelajaran yang ada di MTS Ma’arif
Nu 7 Sawojajar Brebes
melaksanakan perannya sebagai guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah dan sebagai partner guru BK di sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Awalya.
2013. BIMBINGAN&KONSELING.
Semarang: UNNES Press
Muhaimin,Ahmad. Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media
faerifae.blogspot.com/2012/12/terkait-peran-guru.html (diakses
tanggal 24 Desember 2014)
http://izafaqih.blogspot.com/2012/01/peran-guru-mata-pelajaran-dalam.html (diakses tanggal 24 Desember 2014)
LAMPRAN
PROFIL
NARASUMBER
Nama : Sholkhatun
khasanah
Tempat
Tanggal Lahir : Brebes, 08 Juli 1985
Jenis
Kelamin : Perempuan
Riwayat
Pendidikan
SD : SD Negeri
Sawojajar 01
SMP : MTS Ma’arif Nu 7
Sawojajar Brebes
SMA : MAK AL HIKMAH 02
PT : STAIN
Pekalongan
PegID : 20362876185002
Alamat
Rumah : Jl. Loang Rt 03
Rw 04
Mata
Pelajaran yang Diampu : Bahasa Inggris dan PAI
Sekolah
: MTS Ma’arif Nu 7
Sawojajar
Mengajar
kelas : VII
FOTO WAWANCARA
DAFTAR PERTANYAAN
1. Menurut
Ibu dalam suatu sekolah perlu tidak diadakan program BK?
2. Sejauh
mana peran guru mata pelajaran dalam program BK?
3. Apasaja
masalah-masalah yang sering terjadi di Mts Ma”arif?
4. Tindakan
apa yang akan anda lakukan jika saat jam pelajaran sudah dimulai siswa datang
terlembat?
5. Apa
yang anda lakukan ketika menghadapi siswa yang jarang sekali hadir?
6. Apa
yang anda lakukan jika ada siswa yang berbicara sendiri atau tertidur di kelas?
7. Apakah
guru mata pelajaran di sekolah ini juga dilibatkan dalam pengentasan masalah
yang dialami siswa?
8. Masalah
anak berbeda-beda, ada yang memiliki daya tangkap rendah ada pula siswa yang
cerdas. Bagaimana tindakan guru mata pelajaran jika menemui siswa yang seperti
demikian?
9. Apa
guru mata pelajaran memberi kesempatan jika siswanya membutuhkan layanan BK?
10. Apakah
guru mata pelajaran saling berkomunikasi dengan guru BK?
11. Bagaimana
jika guru mata pelajaran tidak berkomunikasi dengan guru BK?
12. Bagaimana
bentuk hubungan antara guru mata pelajaran dengan guru BK?
13. Apakah
pernah ada alih tangan kasus antara guru BK dengan pihak-pihak tertentu berkait
dengan masalah yang memiliki tingkat serius, misalnya masalah narkoba,
pencurian, apakah di alihtangankan kepada polisi atau bagaimana?
14. Apakah
keuntungan yang didapat dari bimbingan dan konseling di sekolah ini?
15. Apakah
semua guru mata pelajaran di MTS Ma’arif Nu 7 melaksanakan perannya sebagai
partner guru bimbingan dan konseling?
Comments
Post a Comment