Teks Anekdot dan Strukturnya


Dispenser

Suatu ketika hiduplah sepasang suami istri, mereka adalah keluarga yang sederhana tapi hidup mereka selalu tercukupi.

Sudah belasan tahun mereka menikah namun sampai sekarang mereka tak dikaruniai seorang anak. Hal demikian tak menjadi halangan untuk hubungan mereka, Priono suami yang setia dan sabar selalu memberi keceriaan untuk istrinya Priyatin. Mereka selalu berbincang-bincang setiap sore pagi bahkan tengah malam di dipan depan rumah mereka.

Suatu pagi yang cerah, ketika istrinya sedang menyiapkan sarapan. Sang suami datang dan menanyakan menu sarapan yang akan mereka santap "tin, pagi ini kita sarapan apa?". Priyatin menjawab "itu mas seadanya saja" dengan wajah pucat. "kamu terlihat pucat tin, tanganmu kenapa kok lebam begitu?" Priyatin menjawab "tidak adap-apa mas tadi kesiram air panas saat bikin kopi, ini mas diminum.."  Priyono merasa kasian, namun ia diam saja.
Priyatin sebenarnya ingin sekali memiliki dispenser dari dulu, agar ia tak repot ketika menyiapkan kopi panas untuk suaminya, Priyatin berkata "mas, andaikan kita bisa membeli dispenser ya mas.. Aku tak akan kerepotan begini" Priyono menjawab "sabar Tin, besok kalau aku punya rezeki nanti kubelikan untukmu".
Dua hari kemudian ketika selesai sarapan, Priyono mencolek bahu Priyatin "Tin, aku sudah buatkan kamu dispenser" "sungguh mas?"  jawab Priyatin terkejut. "Sebentar aku ambilkan dulu" Priyono bergegas masuk ke dalam rumah untuk mengambil sesuatu yang ia maksut.

Betapa terkejutnya Priyatin ketika melihat benda yang dibawa suaminya.Priyatin melihat keran air yang menempel di teko silver miliknya sambil tertawa lepas.  "Mas, kamu sudah gila ya?" Sambil mencubit perut suaminya. "Lho kok gila, katanya kamu ingin sekali punya dispenser, ini sudah ku buatkan, lumayan mirip kan?" Sambung Prriyono.

Priyatin masih bingung bagaimana cara menggunakannya, apakah teko tersebut dapat digunakan seperti dispenser yang asli atau hanya mainan saja, ia berfikir keras.
















Judul
Dispenser
Abstrak
Suatu ketika hiduplah sepasang suami istri, mereka adalah keluarga yang sederhana tapi hidup mereka selalu tercukupi.
Orientasi
Sudah belasan tahun mereka menikah namun sampai sekarang mereka tak dikaruniai seorang anak. Hal demikian tak menjadi halangan bagi hubungan mereka, Priono suami yang setia dan sabar selalu memberi keceriaan untuk istrinya Priyatin. Mereka selalu berbincang-bincang setiap sore, pagi, bahkan tengah malam di dipan depan rumah mereka.
Krisis
Suatu pagi yang cerah ketika istrinya sedang menyiapkan sarapan. Sang suami datang dan menanyakan menu sarapan yang akan mereka santap "Tin, pagi ini kita sarapan apa?" Priyatin menjawab "itu mas seadanya saja" dengan wajah pucat. "kamu terlihat pucat Tin, tanganmu kenapa kok lebam begitu?" Priyatin menjawab "tidak apa-apa mas, tadi kesiram air panas saat bikin kopi, ini mas diminum.." Sambil menyodorkan secangkir kopi panas. Priyono merasa kasian, namun ia diam saja.
Priyatin sebenarnya ingin sekali memiliki dispenser dari dulu, agar ia tak repot ketika menyiapkan kopi panas untuk suaminya. Priyatin berkata "mas, andaikan kita bisa membeli dispenser ya mas.. Aku tak akan kerepotan begini" Priyono menjawab "sabar Tin, besok kalau aku punya rezeki nanti kubelikan untukmu".
Dua hari kemudian ketika selesai sarapan, Priyono mencolek bahu Priyatin "Tin, aku sudah buatkan kamu dispenser" "sungguh mas?"  jawab Priyatin terkejut. "Sebentar aku ambilkan dulu" Priyono bergegas masuk ke dalam rumah untuk mengambil sesuatu yang ia maksud.
Reaksi
Betapa terkejutnya Priyatin ketika melihat benda yang dibawa suaminya. Priyatin melihat keran air yang menempel di teko silver miliknya, sambil tertawa lepas.  "Mas, kamu sudah gila ya?" Sambil mencubit perut suaminya. "Lho kok gila, katanya kamu ingin sekali punya dispenser, ini sudah ku buatkan, lumayan mirip kan?" Sambung Priyono.
Koda
Priyatin masih bingung bagaimana cara menggunakannya, apakah teko tersebut dapat digunakan seperti dispenser yang asli atau hanya mainan saja, ia berfikir keras.


Comments

Popular posts from this blog

Teks Prosedur Cara Membuat Telur Asin

Cerpen "Menunggumu Dalam Diam"