Objek wisata yang menarik di Pandansari (Pantai Pasir dan Mangrove)


Brebes 24/12, keindahan pantai dengan gundukan pasir di tengahnya membuat pantai ini gemar dikunjungi pengunjung, selain keindahan pantai yang masih asri pengunjung juga disajikan pemandangan berupa bakau/mangrove yang tumbuh di sepanjang jalan menuju pantai. Untuk sampai ke pantai pasir, pengunjung akan menaikki perahu selama beberapa menit.
Pantai pasir yang berada di desa Pandansari yang berbatasan dengan desa Kaliwlingi ini merupakan pantai yang diresmikan oleh pemerintah daerah Brebes sejak bulan Agustus 2015 dan dibuka untuk umum setelah lebaran.
Ketua lingkungan Dasmin (51) yang juga merupakan RT di desa Pandansari menjelaskan, “pantai ini dulunya tidak difungsikan, kemudian ada orang bule dari Belanda dan Vietnam yang datang dan meneliti pantai ini, akhirnya pantai ini di buka untuk umum”.
Pantai yang terletak sekitar 10 kilometer dari kota Brebes ini berbeda dengan pantai-pantai pada umumnya, karena sebelum sampai ke pantai, pengunjung harus naik perahu sekitar 20 menit dari dermaga menuju ke pantai pasir tersebut. Biaya yang dikeluarkan hanya 10 ribu per orang (sudah termasuk ongkos pulang pergi). Di sepanjang jalan menuju pantai, pengunjung akan disajikan pemandangan yang eksotis dari tumbuhan bakau yang tumbuh subur di sepanjang sungai. Suasana di sana sangat rindang, pengunjung akan disambut burung bangau yang sedang mencari ikan di atas perairan pantai. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat melihat laut lepas di atas perahu dengan udara yang lumayan sejuk.
Ada beberapa perahu yang siap mengantarkan pengunjung ke pantai tersebut, menurut salah seorang warga yang berjualan di sekitar dermaga, perahu-perahu tersebut merupakan pemberian dari kementrian kelautan. Selain itu bupati Brebes Hj. Idza dan rombongan juga sudah mengadakan kunjungan di pantai ini dan memberikan bantuan berupa tempat ibadah dan toilet yang dibangun di dekat pemukiman warga.
Para pengunjung yang datang tidak hanya dari desa Pandansari saja, bahkan ada beberapa pengunjung yang sengaja datang dari luar kota karena penasaran. Menurut beberapa pengunjung mereka datang karena tahu dari internet dan kerabat yang bertempat tinggal disekitar pantai.
Siti Wenny Wulandari salah seorang pengunjung yang datang dari Jakarta mengungkapkan “pantai ini sangat asri dan berbeda dengan pantai-pantai pada umumnya, soalnya sebelum ke pantai kita bisa menikmati tanaman mangrove di kanan kiri perjalan saat naik perahu, cuman menurut saya pantai ini disediakan tempat sampah disetiap sudut, sehingga pengunjung tidak membuang sampah sembarangan, itu aja sih”.
Pengunjung setiap hari semakin meningkat, apalagi saat hari libur pengunjung bisa mencapai 200 orang per harinya. Pantai ini dibuka dari subuh sampai jam 6 sore. Pengunjung bisa melihat sunrise dan sunset saat berkunjung ke sana.
Tidak hanya wisata pantai pasir yang indah, pengunjung juga dapat berjalan-jalan di taman mangrove seluas 10 hektar. Terdapat tracking-tracking di sepanjang taman mangrove yang memudahkan pengunjung saat berjalan menyusuri taman tersebut. Wisata taman mangrove menyajikan pemandangan cukup indah cocok untuk berfoto bersama sahabat, keluarga, bahkan pasangan. Tracking-tracking tersebut tidak bisa dikunjungi jika air laut sedang pasang, sebab tracking tersebut tertutup air laut sehingga tidak kelihatan. Jika pengunjung ingin menikmati taman mangrove usahakan ke sana saat air laut sedang surut.
Mantan kepala desa Kaliwlingi sekaligus ketua mangrove, Rusjan mengungkapkan, “Pandansari merupakan daerah yang beberapa tahun lalu terkena abrasi, sehingga tambak-tambak milik warga hanyut tergerus air laut” ujarnya. Penanaman bakau/mangrove dilakukan oleh warga Pandansari sebagai upaya untuk menanggulangi abrasi. Bakau-bakau tersebut sekarang sudah sangat banyak dan dijadikan objek wisata.
Akibat adanya bencana tersebut, desa Pandansari sekarang sudah agak maju karena dengan dibukanya wisata tersebut, banyak pembangunan-pembangunan yang sudah dilakukan seperti membangun jalan yang dulunya tanah sekarang sudah berubah menjadi aspal. Dengan adanya pantai ini banyak warga yang mengambil keuntungan, seperti membuka tempat parkir di halaman rumah, banyak juga yang beralih profesi menjadi pedagang di sekitar objek wisata. Baru-baru ini juga ada beberapa lestoran atau tempat makan yang mulai dibangun. Hal ini tentunya menambah pendapatan warga Pandansari.

Comments

Popular posts from this blog

Teks Prosedur Cara Membuat Telur Asin

Makalah "Peran Guru Bidang Studi dalam Mengurangi Perilaku Siswa Tidur di Kelas"