Kamu datang lebih tajam dari siapapun
Andai kamu sedang membaca ini.
Saya ingin sekali melontarkan maaf,
bagaimana saya pernah mempupuskan harapan berkali-kali.
Membuatmu merayakan kehilangan sendiri.
Andai saya disentil saja waktu itu, mungkin saya adalah orang yang paling beruntung pernah dijagaimu.
Malah saya sibuk mematahkan hatimu.
Membuat lukamu tak pernah kering, selalu biru dan basah.
Membuat sembilu itu semakin bernanah.
Andai kamu membaca ini, maafkan saya.
Kamu membuat saya mengerti, mencintai tidak mewajibkan memiliki.
Bodoh saya, yang lebih memilih tak menjadi milikmu waktu itu.
Dan kamu masih tetap mencintai.
Detik ini pun, saya tetap menjadi arahmu pulang dan dekapan menjadi rumahmu paling nyaman.
Saya tidak ingin semakin terlihat bodoh dengan membiarkanmu jatuh cinta dan patah hati sendirian.
Ternyata beberapa kehadiran tidak juga mengalahkanmu.
Terima kasih.
Kamu datang lebih awal dan lebih tajam dari siapapun.
Semoga kamu juga yang paling akhir meninggalkan.
Comments
Post a Comment