Hari ini di samping jendela
Aku menulis sebab aku merasa sepi. Seringkali begitu. Apa kalian juga? Atau hanya aku. Ya mungkin ada beberapa yang sepertiku. Hari ini di samping jendela kamar, aku memandang tembok rumah tetanggaku, tidak ada orang hanya sendiri, dan belum mandi. Tempat ini adalah ruang paling nyaman untuk tidur, mengaji, dandan, juga untuk galau. Tapi kali ini aku memang sungguh galau. Oh iya... Hanya informasi saja, galau itu sangat luas cakupannya tidak hanya karena ditinggal kekasih atau teman yang jadi kekasih pacar, atau pacar yang direnggut teman, bukaaan itu. Galau menurut persepsiku (setelah mencari di kamus kebanggaanku) adalah sejenis keadaan di mana seseorang merasa tidak tentu arah, tidak punya pegangan, takut salah melakukan sesuatu, ragu-ragu untuk memutuskan sesuatu dalam hal apapun, jadi aku tegaskan galau itu tidak hanya tentang cinta kepada sesama ya. Begini, sudah sering sekali aku merasa galau dengan keputusan yang aku pilih, aku memilih untuk diriku sendiri dan aku memaksa untuk menikmati, kemudian aku menikmati. Entah setan yang berbentuk seperti apa yang selalu merancukan pikirkanku. Sedikit-sedikit aku sadar sedikit-sedikit aku bimbang. Aku tidak tentu arah, aku sudah melakukan semuanya dengan (kadang-kadang) iklas, hanya untuk membuat orangtua bangga, nyatanya kebanggaan orangtua malah membuatku sesak napas sebab aku tidak menjadi diriku sendiri yang kusuka. Aku tidak berada di lingkungan yang memang untukku (sebut saja Passion). Selalu mencoba menggali lagi, sebenarnya apa yang salah, apa yang harusnya diperbaiki, siapa yang harusnya pindah hatiku atau pikiranku. Kemudian aku sadar ternyata aku kurang besyukur... Lalu setan datang lagi, fikiranku bimbang lagi... Lalu ingat lagi aku memang kurang bersyukur... Apa Kalian tau cara mengusir setan? Tolong aku. Aku tidak bisa hidup dengan tak mantap hati. Jangan berikan aku kata-kata walaupun kata-kata mampu merubah kita, yasudah beri aku kata-kata saja supaya aku tetap menjadi aku yang kusuka..
Comments
Post a Comment