Posts

Showing posts from October, 2014

Puisi "Guru"

  Guru (Karya Irma Wati Zaqiya) Guru Semangat yang tak pernah pudar Memberi terang kepada mereka yang buta pendidikan Memberi jalan keluar kepada mereka yang ingin sekali mimpinya diwujudkan Memberi perwujudan atas apa yang ingin mereka rencanakan                                     Guru                                     Tak pernah habis semua doa dan harapan untukmu                                     Memberi cahaya yang bisa kusebut itu ilmu                                     Kepada otak otak yang selama ini membisu                                     Meminta dijejali pengetahuan dengan keiklasanmu Guru Yang kutahu kau selalu memberi kami utuh Walau kami selalu tak patuh Walau kami selalu penuh keluh Namun kau tetap bertahan tanpa resah dan semangat tanpa gundah                                      Guru                                     Selalu kami kenang usahamu dengan terik menusuk  kulit                                     Aku

Puisi tentang ibu "Hangatkan Sepiku"

Hangatkan Sepiku (Karya Irma Wati Zaqiya) Tak pernah kurasakan cinta yang begitu dalam selain darimu Ibu Tak ada pelukan yang mampu menghangatkan sepiku selain pelukmu Ibu Kau tau? Peluk dan rindumu tak tertandingi kehadiran siapapun Aku laksana tanah kering,yang selalu rindu hadirnya bulir-bulir petuah dan nasihatmu Aku laksana ranting dan kau pohon tempatku bertumbuh Aku laksana udara yang selalu ingin bersamamu Sampai nanti kau kubahagiakan dengan segala yang kupunya Ibu Aku tak bisa merangkai kata-kata indah yang mampu membalas semua pengorbanan yang kau beri untukku Lalu, dengan apa membalas kehangatan petuah yang selalu kau keluarkan dari bibir manis penuh harap itu Ibu Semoga Tuhan membalas keindahanmu dengan segala yang menakjubkan Dan aku Anak yang selalu ingin menjagamu ketika badai datang dan membahagiakanmu dengan togaku kelak Hari ini ketika selesai subuh dengan berlinang air mata Kulantunkan lagu untukmu oh ibu,semoga Tuhan me

Cerpen "Menunggumu Dalam Diam"

Menunggumu D alam Diam (Irma Wati Zaqiya ) Sinar Mentari bangunkan lelapku , embun menyapa menari-nari diatas daun. Tak hanya itu, kicauan burung menggelitik telingaku .Aku bangun dengan wajah berseri kucari handphone kubaca pesan singkat yang berisi ucapan selamat pagi.Pesan itu selalu dikirim Rian kepada Fara setiap kali fajar menyapa. Rian adalah anak tunggal dari seorang dosen fakultas ekonomi di kampusku, wajahnya manismembuatku tak jenuh memandangnya apalagi lesung pipi dan kacamata yang menambah ketertarikanku padanya. Rian selalu memberiku isyarat-isyarat yang bisa kubaca. Memang Rian tak pernah mengatakan kalau ia menyukaiku. Namun, sebagai seorang perempuan perasaanku cukup peka dengan caranya memandangku, menggandeng tanganku,mengirim pesan singkat setiap pagi dengan emotikon yang bisa diartikan mesra dan hal-hal lain yang membuatku semakin yakin bahwa Rian mencintaiku. Semakin hari perasaanku semakin mendalam kepadanya,ingin sekali aku mendengar mulutnya menguc